Barus Kota Bertuah
Sejarah, Budaya dan Perdagangan
Zuardi Mustafa Simanullang
Barus adalah sebuah kota kuno dipantai Barat Provinsi Sumatera Utara,kota ini sudah terkenal diseluruh Asia sejak lebih dari seribu tahun silam,berkah hasil hutannya,selain itu nama Barus juga muncul dalam sejarah perdaban Melayu dengan penyair mistik terkenal Hamzah Fansyuri,kemudian situs Lobutua merupakan salah satu situs kota kuno daerah Barus dan pernah dihuniantara abad ke 9 sampai sampai awal abad ke 12 Masehi,melihat kondisi alamnya saat ini,apalagi Barus sudah dimekarkan menjadi 6 kecamatan,Barus Induk,Manduamas,Sosorgadong,Sirandorung,Andam Dewi dan Barus Utara,orang pasti tidak akan menduga kalau Barus itu cukup luas terbentang mulai muara Kolang sampai perbatasan Aceh Singkil dan Parlilitan Pakkat,kini kedua daerah ini sudah menjadi wilayah pemerintahan Kabupaten Humbng Hasundutan (Humbahas ).
Wilayah Barus Raya sebenarnyalah terdiri dari 4 Kedewanan yaitu : Barus Kota atau Beneden Baroes kawasan ini meliputi Kedewanan Negeri Barus,kota Barus,Barus Mudik,Tukka Holbung. Kedewanan Negeri Pasaribu Dolok,anatara lain Kinali,Ladang Tengah,Lobutua,Uratan,Rinabolak,Sirami-reamian,Sogar,Pangaribuan,BukiHasang,Patupangan,ParikSinomba,Sihorbo,Purbatua, Aek Dakka, Siharbangan, Pananggahan, Sigambo-gambo dan Kedai GedangBarus Timur meliputi Dewan Negeri Sorkam, Sorkam kanan, Sorkam kiri, Pasar Sorkam, Bottot, TelukRoban, Pahieme,Bukit, Pagaran Tombak, Rinabidang, Pasaribu Tobing, Gonting Mahe, Hurlang, Kolang dan Sipakpahi. Barus Utara atau Boven Baroes terdiri dari Kedewanan Negeri Tukka Dolok yaitu Pakkat,Parlilitan, Onan Ganjang dan lain-lain. Barus Barat, meliputi Kedewanan Negeri Siambaton Napa, Manduamas, Tumba, Binjohara, Pagar Pinang, Saragih dan lain-lain. Sedangkan Barus Raya sebelah Selatan adalah Samudera Indonesia.
Sejarah singkat Barus dan Masuknya Agama Islam
Mahligai salah satu situs sejarah yang banyak dikunjungi,complex ini berlokasi didesa Aek Dakka kecamatan Barus 4 km dari ibukota kecamatan berada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut,complex pemakaman Mahligai ditemukan pada tahun 1963.Dipemakaman inilah dimakamkan seorang Ulama terkemuka yang datang dari negeri Arab,yang kemudian diketahui bernama Syekh Rukunuddin yang wafat pada 13 Syafar tahun Ha-Mim atau 48 Hijriyah dalam usia 102 tahun 2 bulan 10 hari,batu nisannya dibawa ke Medan pada tahun 1964 untuk keperluan seminar masuknya Islam pertama di SumateraUtara.Selain Syekh Rukunuddin.Dikomplex ini ditemukan makam Ulama lainnya seperti,Syekh Zainal Abidin Ilyas,Syekh Imam Khatib murid dari Syekh Muazzam syah min biladi (dari negeri) Fansur dan makam pemuka agama lainnya.
Nama Mahligai sebenarnya berasal dari Bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata yakni Mahally Jai.-Mahalli artinya suatu tempat,lokasi sedangkan Jai artinya datang,pendatang,ini berarti Mahalli Jai adalah Suatu tempat atau lokasi sekumpulan oarng-orang pendatang yakni para saudagar bangsa Arab yang berlayar ke Barus untuk mencari rempah-rempah seperti kemenyan,Lada,Merica dan yang paling dicari waktu itu adalah Kapur Barus (Kanfer),Nama Mahalli Jai oleh penduduk setempat lama kelamaan menyebutnya dengan Mahligai,dan akhirnya nama inilah yang menjadi tersohor.
Pada tahun 1978 komplex pemakaman Mahligai sudah diteliti oleh Tim Arkeologi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) yang dipimpin oleh Prof.DR.Hasan Muaarif Ambary,dari hasil peneiltian itu,disimpulkan jika dilihat dari bentuk ragam hias pada batu nisan kubur,berupa hiasan Kaligrafi dan ragam hias pada bentuk nisan kubur berbentuk Kubah,memberikan gambaran persamaan dengan hiasan Persia yang sudah dikenal dunia sejak abad ke 6 Masehi.
Papan Tinggi,Tompat
Selain situs Mahligai,salah satu makam lainnya yang dianggap paling keramat adalah pemakaman Papan Tinggi berlokasi didesa Pananggahan Kec.Barus Utara 3,5 km dari Barus,posisi makam berada pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut,papan Tinggi disebut juga dengan Tuan Tompat,untuk sampai kepuncak bukit harus menaiki sekitar 870 anak tangga.
Dikomplex pemakaman Papan Tinggi terdapat 6 makam,dan salah satunya adalah makam seorang Ulama,panjang batu nisan antara kepala dan kaki mencapai 9 meter dan tinggi batu nisannya 2 meter,pada batu Nisan kubur tertulis : Syekh Al-Alim Al-Mukhtazam Syekh Mahmud Qodasallahu Rohahu Al-Muhtarach,yang wafat pada tahun Dal-Mim yang diartikan tahun 44 Hijriyah,itulah sebabnya Barus dikenal dengan nama AULIYA 44,menurut cerita batu nisan kubur Syekh Mahmud dikirim oleh isterinya dari Hadramaut.
Pada batu nisan kubur juga tertulis ayat Alquran yang berbunyi :Kullu Syaiun Halikun Illa Wajhahu artinya tiap-tiap sesuatu itu akan binasa selain Allah.dan juga terdapat hadits Nabi yang berbunyi : Almukminu Hayyun Fiddaroni yang artinya orang beriman itu hidup pada dua negeri.Selain itu disebelah kiri menjelang pemakaman Papan Tinggi sekitar 200 meter dari jalan hitam terdapat pemakaman Islam lainnya yang dikenal dengan Tuan Batu Ambar.
Pemakaman Mahligai,Papan Tinggi dan Tuan Batu Ambar telah terdaftar sebagai situs Benda Cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1992.-
Tuan Ibrahimsyah atau Tuan Batu Badan
Pemakaman Tuan Ibrahimsyah atau Tuan Batu Badan berada didesa Gabungan Hasang tepatnya dipersimpangan 3 Bukit Hasang 3 km dari kota Barus,dikomplex ini terdapat beberapa makam,diantaranya Makam Tuanku Sultan Ibrahimsyah yang dikenal dengan sebutan Tuan Batu Badan yang wafat pada abad ke 17 Hijriyah,disebelah makam ini terdapat makam seorang perempuan Tuhar Amisyuri wafat pada 17 Syafar 602 Hijriyah.
Menurut cerita rakyat,Sultan Ibrahimsyah seorang yang memiliki ilmu tinggi dan sakti,sewaktu beliau wafat,dimakamkan dengan kepala terpisah dengan tubuhnya,dimana sewaktu dikubur diantara badan dan kepala diganjal atau dihalangi dengan batu,jika tidak diganjal menurut cerita,badan dan kepala bersatu kembali,itulah sebabnya makam tersebut dikenal masyarakat dengan nama Tuan Batu Badan.
Selain itu,sekitar 200 meter dari pemakaman Tuan Batu Badan arah ke Barus,disebelah kiri terdapat pula complex pemakaman muslim lainnya,yang dikenal dengan situs Tuan Mahgdum,complex Tuan Batu Badan dan Tuan Maghdum juga telah dilindungi Undang-Undang RI Nomor 5 tahun 1992.
Lobutua Awal Sejarah Barus
Situs Lobutua merupakan sebuah lokasi yang didalamnya banyak menyimpan sejarah Purbakala dan pernah menjadi pusat penelitian Tim Arkeologi Nasional bekerja ama dengan Tim EFEO Prancis.Alkisah Lobutua salah satu desa yang sudah defenitif yang berada dikawasan kecamatan Andam dewi,adalah sebuah perkampungan sekitar 8 km dari ibukota Barus mempunyai peranan penting dalam sejarah Barus kuno,konon didesa inilah dulunya sebuah Bandar niaga yang menjadi salah satu pelabuhan tua,beberapa abadlampau dipelabuhan inilah para saudagar yang datang berlayar dari Arab,Syailon,Madagaskar,Afrika dan Persia berlabuh dan singgah.
Yang menarik dari cerita Lobutua adalah bukti-bukti peninggalan sejarah masa lampau,Lobutua pernah dihuni antara abad 9 sampai awal abad ke 12.Berdasarkan kronik Raja Batak pada masa abad ke 12 itu Lobutua pernah tidak berpenghuni,masa itu desa tersebut diserang sekelompok orang tak dikenal yang dinamakan Gergasi,penelitian selanjutnya oleh Tim EFEO Prancis disitus Gabungan Hasang dihuni pada abad 13 sampai 14 Masehi.
Sebuah Prasasti Tamil telah pula ditemukan di lobutua pada tahun 1873 dan dicatat secara ringkas dalam madras Epigraphy Report tahun 1891-1892 oleh E.Hultcsh seorang ahli epigraphy pemerintah Inggeris di India sebagai berikut “Berkat jasa DR.J.Brandes,saya telah menerima dua cetakan dari sebuah prasasti Tamil dari Lobutua Barus yang tersimpan dikoleksi arkeologi Bataviasch Genootschap Batavia (Katalog) hal.388 No.12 batunya pecah dan rusak,tetapi dari teks yang dapat dibaca jelas,bahwa prasasti ini berangka tahun 1010 Saka (1088) dan mencatat sebuah hadiah dari sekumpulan orang yang disebut “Seribu Lima Ratus”Kemudian pada tahun 1932 Prof.K.A.Nilakanta Sastri,berdasarkan catatan itu telah menerbitkan sebuah artikel berjudul “ A Tamil Marchant Guild in Sumatra” sejak itu artikel ini sering dirujuk dalam publikasi penelitian Ilmiah.dari hasil penelusuran penulis diperoleh data yang mencatat :”Batu Prasasti beraksara huruf Tamil/Fallawa ditemukan pada tahun 1921 disitus Lobutua oleh Raja Malino Sibarani (alm) dengan keadaan : Bahan terbuat dari Batu berasal dari India,panjangnya 25 cm,lebar 24 cm,Tinggi 13 cm dengan berat lebih kurang 40 kg.prasasti tersebut 5/8 berada di Museum Nasional Jakarta sejak zaman Belanda,sedangkan 3/8 telah diserahkan oleh M.R.Sibarani (alm) anak dari Raja Malino Sibarani ke kantor Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Sumatera Utara pada tanggal 17 Februari 1992 dengan uang jasa/ganti rugi sebesar Rp 20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)”?
TEMBIKAR ASIA TIMUR DEKAT DI LOBUTUA.
Pada tahun 1995-1996 telah dilakukan ekskavasi di situs Lobutua oleh tim Indonesia-Prancis atas persetujuan Prof.DR.Hasan Muaarif Ambary Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dengan bantuan keuangan dari Panitia Arkeologi (Kementerian Luar Negeri Prancis) dan Ecole Francaise Orient (EFEO),telah memulai penggalian pertamanya,dalam masa satu tahun itu,telah ditemukan lebih dari 500 pecahan tembikar asal timur Dekat.Kegiatan penggalian berlangsung sampai tahun 2002,dengan luas areal yang digali sekitar 1000 M2.
Dalam masa satu tahun saja,sebanyak 500 Tembikar sudah ditemukan,jumlah ini dapat dibandingkan dengan jumlah 8.500 pecahan Keramik Cina yang dihasilkan pada waktu yang sama,menurut Ambary kepada komponen masyarakat Barus dalam satu pertemuan bertempat di Aula Hotel Fansyuri Barus pada 1 Maret 2003,sebanyak 300.000 Pragmen hasil temuan Arkeologi sudah berhasil ditemukan dan 99 persen ada di Barus.
Seminar Internasional, Penemuan Benda Sejarah di Barus
Dalam upaya mengaktualisasikan hasil penelitian para ilmuan yang sudah melakukan penggalian selama 20 tahun di Barus,masyarakat Barus yang ada di Jakarta memotori sebuah semiar bekerja sama dengan Bayt Al-quran dan Museum Istiqlal sebagai penyelenggara,dan akhirnya pada 14-15 Oktober 2002,digelarlah seminar Internasional penemuan benda-benda sejarah di Barus raya abad 1-17 Masehi,seminar ini diikuti lebih dari 150 orang peserta berasal dari berbagai Universitas,dalam seminar tersebut dibahas berita tentang Eksistensi Barus sebagai Bandar Niaga telah ditandai oleh sebuah peta kuno dari abad ke 2 Masehi,yang dibuat oleh Cladius Ptolemeus seorang gubernur kerajaan yunani yang berpusat di Alexandra Mesir,telah menyebutkan bahwa pesisir Barat Sumatera terdapat sebuah Bandar yang bernama BAROSSAI yang menghasilkan parfum yang disukai dan menjadi komoditas penting untk Asia dan Eropah.
Seminar internasional yang menghabiskan dana ratusan juta rupiah ini secara resmi dibuka oleh wakil Presiden RI H.Hamzah Haz dengan para pemakalah berasal dari berbagai Universitas dan lembaga ilmiah diantaranya dari UI,UGM Universitas Negeri Jakarta,Universitas Negeri Padang,Univ.Andalas Padang, Puslit Arkeolog,Balai Arkeolog Bandung serta Kantor Menteri Kebuayaan dan Pariwisata.
Selain itu dalam seminar tersebut juga tampil para ahli yang datang dari luar negeri seperti Prof.Dr.C.Guillot dari EHESS Paris Prancis,DR.Daniel Perret kepala Perwakilan EFEO Jakarta.Prof.DR.Luduwick Kalus dari Universitas Panhoen Sorbone Paris.dan Prof.DR.Dato Niek bin Niek Shuhaimi dari Universitas Kebangsaan Malaysia serta Prof.DR.John N Miksie dari Southeast Asian Studies Programme/Asian Reasearch Institutie University Of Singapore,dalam seminar itu dibahas dinamika kehadiran para pedagang Internasional dan kawasan Eropa,Timur Tengah,Asia Selatan kawasan Asia Timur dan Tenggara,khususnya dilihat dari bukti-bukti peninggalan sejarah dan peninggalan Arkeolog dari Situs diwilayah Barus Raya.
Barussebagai kota yang dijuluki kota “ BERTUAH “=Bersih-terkenal-Unik dan Bersejarah” sudah saatnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Pusat,pembenahan internal Barus sangat diperlukan,mulai dari penataan dan pengelolaan pelabuhan berstandart Nasional hingga penampilan kota yang asri serta perlu mengekspos program-program ekonomi,social dan budaya strategis yang berorientasi Investasi jangka panjang,dengan begitu paling tidak para investor asing akan melirik peluang bisnis yang ada.
Partisipasi masyarakat Barus sendiri dalam berbagai aktivitas ekonomi,social,budaya,sejarah,keagamaan,dan Pariwisata tidak saja perlu ditingkatkan,melainkan juga perlu mendapat perhatian khusus dari DPRD dan Pemerintah setempat,agar Situs dan Cagar sejarah Barus tetap Lestari,terlindungi dan memberi nilai ekonomi dan bobot aakademik yang tinggi,masyarakat Baarus sebagai “Tuan Rumah Budaya” dituntut lebih memberdayakan diri mereka dalam merajut simpul-simpul Ke Indonesiaan.-
Sementara itu Roderieh Ptak dalam tulisannya berjudul “ Kumpulan Rujukan Cina “ yang mungkin berkaitan dengan Barus halaman 108 dst… menjelaskan perjalanan Jia Dan,menunjukkan bagaimana pelabuhan kantor perhubungan dengan daera-daerah di Asia Tenggara dan Laut Hindia,diantara,nama-nama lain terdapat sebuah lokasi yang disebut Pulo Guo yang sering disamakan dengan nama tempat Baarus.
KERAMIK CINA DARI BARUS dan TIMUR DEKAT
Dari Tahun pertama program Ekskavasi Indoneia Prancis di Situs Lobutua Barus tahun 1996,di perkiraan bahwa Kramik Cina,diimpor dari abad ke 9 Masehi sampai akhir abad 11 Masehi atau awal abad ke 12 M.Kramik yang diteliti oleh tim Guillot,Wibisono dan Perret menunujukkan beberapa persamaan diantara temuan Cina di Lobutua dengan temuan-temuan dari Timur Dekat,tafsiran persamaan ini menurut Marie France Dupoizat diperkuat temuan dari ekskavasi Tahun kedua.
Hasil penelitian yang dilakukan di Barus,pecahan yang paling banyak ditemukan di Lobutua adalah pecahan Mangkuk yang dasarnya menunjukkan tanda-tanda sebuah Seri atau sebuah Produksi tertentu,pecahan Tempayan tidak banyak ditemukan di Lobutua,berasal dari dua golongan yang zamannya berbeda,ini dapat dibedakan berdasarkan warna glasir,hijau Zaitun atau Oker Coklat.Keramik tertua di Lobutua adalah pecahan Mangkuk berglasir putih atau Hijau Zaitun tua dan pecahan Tempayan glasir hijau zaitun,keramik berwarna putih dari Lobutua terdiri dari bahan batuan Porselin dan Parselin.Berdasarkan warna tersebut Dupoizat berpendapat bahwa keramik tersebut berasal dari Cina.
Selain pecahan wadah rumah tangga yang bermutu ttinggi disitus Lobutua,juga ditemukan pecahan Tempayan yang digunakan dalam pengkutan Maritim sejenis bahan yang bernilai,tempayan ini juga digunakan penduduk setempat baik untu upacara yang bersipat Magic (pemakaman) maupun untuk mengawetkan.Pecahan yang paling awal di Lobutua berasal dari tempayan Glasir Hijau Zaitun pucat,dasar rata,badan berbentuk lonjong,leher berbentuk slinder,dan kupingan Horizontal,tutupnya tahan air karena mulutnya bundar.Jenis Tempayan ini masuk ke Asia Tenggara dan dunia Islam sejak abad ke 9 Masehi yang disebut dengan “Tempayan Dusun.”
Disamping itu keramik asal daerah Guangdong merupakan keramik yang paling banyak di Ekspor ke Asia Tenggara dari abad ke 10 Masehi sampai abad ke 12 Masehi.Nah..di Lobutua jenis ini diwakili oleh keramik yang dibuat di Xicun dan Chaozhou.