Minda Tour
Chairul Tanjung pantas berbangga diri karena sukses menguasai 100% saham PT Carrefour Indonesia.
Berkat kepiawaiannya membangun usaha dan jaringan bisnis, ia pun
menjadi sosok pengusaha brilian di mata SBY. Tak heran jika kabarnya,
Chairul Tanjung sering berkomunikasi dengan SBY. Sejauh mana kedekatan
Chairul Tanjung dengan SBY? Benarkah  SBY leluasa naik jet pribadi milik
CT?

Kedekatan
antara orang nomor satu di negeri ini, Presiden Soesilo Bambang
Yudhoyono atau biasa disapa SBY dengan pebisnis papan atas Chairul
Tanjung (CT) terjadi  sejak tahun 2002. Perkenalan keduanya  terjadi
ketika SBY masih menjabat sebagai Menko Polkam di Kabinet Pemerintahan
Megawati Soekarnoputri. Perkenalannya tersebut, diungkapkan saat SBY
memberi sambutan pada peluncuran otobiografi Chairul Tanjung Si Anak
Singkong, Sabtu (30/6) lalu di Trans Convention Hall, Bandung, Jawa Barat.

Sosok pribadi CT memiliki keunikan sendiri di mata Presiden SBY. Pertama, CT
merupakan seseorang yang pandai menjaga persahabatan dengan figur yang
berkuasa maupun setelah mereka tidak lagi menjabat. Berikutnya adalah
profesional, artinya bekerja dengan etika dan berorentiasi dengan hasil
yang terbaik. Ketiga, sosok CT disebut SBY sebagai man of ideas yang memiliki segudang ide, selain itu SBY pun menyebutnya sebagai man of action, orang
yang bekerja untuk melaksanakannya. Dari ketiga poin sosok CT, SBY
menekankan bahwa Chairul Tanjung pebisnis yang brilian. Kemudian, poin
terakhir ungkapan SBY terhadap pengusaha kaya ini adalah orang yang
kritis, menyampaikan kritik tepat pada sasaran.

Tak
salah jika kabarnya CT saat ini adalah satu-satunya pengusaha yang
dikabarkan paling dekat dengan SBY. Sebelumnya disebut-sebut pengusaha
Hartati Murdayalah  yang menjadi pengusah paling dekat dengan keluarga
Cikeas. Namun setelah Hartati tersandung kasus suap Bupati Buol Sulawesi
Tengah, Hartati pun mundur dari Partai Demokrat, karena merasa ia tidak
dibela oleh partainya, padahal selama ini ia merasa sudah berkontribusi
banyak pada Partai Demokrat. Tak hanya itu sebagai orang yang
disebut-sebut sebagai “orang paling dekatnya” Ibu Ani Yudhoyono, 
Hartati juga  merasa  tidak  dibela oleh orang nomor satu di negeri ini.

 Dengan
lengsernya Hartati dari “Dinasti Cikeas”, maka Chairul Tanjung terlihat
semakin erat menjalin persahabatan, bahkan kabarnya pimpinan CT Corp
ini menjadi penasehat utama SBY. Sumber The Politic
menyebut jika CT sering bertandang ke rumah SBY di Cikeas “Seminggu bisa
2 sampai 3 kali CT diundang SBY untuk diajak diskusi,” tutur sbuh
sumber. Tak heran karena kedekatannya tersebut, SBY leluasa menggunakan
pesawat jet pribadi milik CT. Diketahui pula dari sumber The Politic, jet pribadi milik CT tersebut siap siaga di halaman Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta. “SBY pernah terlihat ke Bali menggunakan pesawat jet pribadi milik CT,” ujar sumber.

Kedekatan CT
dengan SBY membuat SBY sering memberikan sejumlah tawaran jabatan
kepada CT, seperti menjadi menteri di kabinet yang dibentuk SBY, namun
ditolak CT dengan alasan tak ingin ada konflik kepentingan. SBY pun
pernah memberikan tawaran CT  bergabung di Komite Ekonomi Nasional yaitu
komite mitra pemerintah di luar lingkup eksekutif, dan tawaran ini
diterima CT. Baru-baru ini CT juga ditunjuk sebagai Ketua KTT APEC 2013
yang akan diselenggarakan di Nusa Dua Bali tahun 2013 mendatang.

Bisnis Minimarket.  
Tak
bisa dipungkiri kedekatan CT dengan SBY, emmbuat bisnis CT juga semakin
berkibar. Lihat saja baru-baru ini, Chairul Tanjung secara resmi
mengumumkan bahwa CT Corp melalui anak bisnisnya, Trans Retail resmi
membeli sisa 60 persen saham PT Carrefour Indonesia. Hal itu berarti, CT
Corp telah menguasai penuh saham Carrefour. Chairul Tanjung yang akrab
disapa CT menyampaikan hal tersebut saat menggelar konferensi pers di
Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa, (20/11).

Sehari sebelumnya, Trans Retail telah menandatangani share purchase agreement
dengan Carrefour Perancis. “Penandatanganan perjanjian dilakukan oleh
Chairman dan CEO Carrefour Group Perancis dengan Saya,” ungkap CT. CT
Corp menggunakan anak usahanya, Trans Retail, sebelumnya telah membeli
40 persen saham Carrefour Indonesia. Kini Trans Retail resmi membeli 60
persen sisa saham retail Perancis tersebut.

“Setelah
kepemilikan saham 100 persen, nama PT Carrefour Indonesia harus
berubah, karena Carrefour sudah tidak punya saham, namanya akan diganti
menjadi Trans Retail Indonesia,” lanjutnya. Sumber pendanaan Trans
Retail mengambil alih 60 persen saham Carrefour Indonesia,
berasal dari pinjaman 10 bank internasional senilai USD 750 juta atau
Rp 7,2 triliun. Bank yang rela meminjamkan uangnya kepada CT tersebut
seperti, Credit Suisse, BNP Paribas, JP Morgan Securities, ING Bank,
ANZ, Goldman Sachs, Deutche Bank, Royal Bank of Scotland, Standard
Chartered Bank dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.
Usai
mengakuisisi seluruh kepemilikan saham Carrefour di Indonesia, Chairul
Tanjung (CT) siap mengusung Carrefour ke bisnis minimarket. Gerai
Carrefour Indonesia yang akan berubah
nama menjadi Trans Carrefour itu akan disulap menjadi ritel yang multi
format yang hadir dalam konsep hipermarket, supermarket, juga dalam
konsep minimarket.

Sebelumnya, bisnis minimarket ini terbilang tabu bagi Carrefour Indonesia, lantaran mayoritas sahamnya masih dikuasai pemodal asing. Dengan 100% dikuasai pemodal lokal begitu, Carrefour Indonesia
tak lagi terlarang berbisnis minimarket pada luasan 400 meter persegi
(m2). CT sendiri sudah lama berminat membuka minimarket dengan mengusung
merek Carrefour. Namun, usahanya itu terganjal aturan Daftar Negatif
Investasi (DNI) yang melarang ritel asing di segmen minimarket. Maklum,
saat itu, CT baru menguasai 40% saham Carrefour Indonesia, sisanya masih
dikuasai Carrefour SA, asal Prancis. Nama Trans Carrefour ini
direncanakan juga akan digunakan untuk gerai minimarket.

Rencana pengembangan bisnis minimarket itu bakal meramaikan bisnis ritel ini. Kedekatan SBY dengan CT juga membuat CT  disebut-sebut leluasa memperoleh ijin untuk ekspansi usahanya. Sumber The Politic
mengatakan jika nantinya CT merambah bisnis minimarket, akan mudah
memperoleh ijin lokasi usaha, seperti halnya bisnis minimarket lain
yaitu Alfamart atau Indomaret. Carrefour sendiri sebelumnya sudah
mengakuisi 75% saham PT Alfa Retailindo Tbk, pemilik  Alfa Supermarket.
Beda halnya dengan Alfamart yang menjadi milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Namun menurut sumber The Politic,
CT telah memiliki saham Alfamart dan berhasil menggaet kerja sama
dengan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Kerja sama Alfamart dengan PT
KAI dalam bentuk penjualan tiket kereta di seluruh gerai Alfamart yang
ada di Pulau Jawa.

Namun
beberapa waktu lalu Aliansi Masyarakat Pemerhati Kereta Api Indonesia
(AMP KAI) berunjuk rasa di depan kantor Kementerian Perhubungan Jl.
Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat. AMP KAI ini selain menolak kenaikan
tarif comuter line Jabodetabek yang diberlakukan awal Oktober
lalu, juga mendesak agar Menteri Perhubungan mencabut izin usaha
minimarket, seperti Indomaret atau Alfamart yang berada di seluruh
stasiun se-Jabodetabek, karena hal ini dinilai melukai perasaan pedagang
tradisional lokal yang setiap hari mengais rezeki di sepanjang stasiun
kereta se-Jabodetabek.

Tutum Rahanta, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(Wakil Ketum Aprindo) menambahkan  tidak masalah jika nantinya Chairul
Tanjung berekspansi di bisnis minimarket. “Sebelumnya dia sudah punya
45% saham Carrefour Indonesia. Jadi dia merasa sebagai anak bangsa melihat prospek bagus dan melakukan  kerja sama baik  dengan Carrefour Indonesia,”
jelasnya. Tutum  juga melihat  kedekatan CT dengan SBY masih sebatas 
wajar. “Chairul Tanjung memang Ketua KEN, dan KEN ini  bentukan Negara,
jangan dikaitkan terlalu politis,” tambahnya.

SBY dan CT Sering Berkomunikasi. 
Kesuksesan Chairul Tanjung dalam buku otobiografinya, Chairul Tanjung si Anak Singkong, tampak dari kediamannya yang asri di kawasan elit Menteng. Jakarta. Menurut pantauan The Politic,
CT tinggal di rumah megah di Jalan Teuku Umar Nomor 50, Menteng,
Jakarta Pusat. Rumah tersebut dibangun di atas tanah yang diperkirakan
seluas 1.000 meter persegi dan dibentengi tembok pagar setinggi tiga
meter. Tembok tersebut jelas berfungsi sebagai pengamanan terdepan
bangunan rumah karena dibuat begitu kokoh dan tanpa celah yang berarti.

Bangunan
tersebut didominasi warna hijau tosca, putih dan cokelat sedangkan
pagarnya yang kokoh berpintu besi cat hitam. Dari sela-sela kecil di
pintu besi ini The Politic mengirim surat
wawancara untuk Chairul Tanjung. Petugas keamanan di kediaman Chairul
Tanjung menolak membukakan pintu pagar atau mempersilakan wartawan
masuk. Rumah CT memiliki dua pintu
utama yang menjadi akses keluar masuk rumah, di sisi timur dan di sisi
selatan. Diyakini, tamu undangan dan sang tuan rumah keluar masuk rumah
melalui pintu timur, sedangkan tamu yang belum membuat janji harus
melalui pintu selatan yang dijaga dua orang petugas keamanan.

Rumah CT
didirikan di komplek elite Menteng berdekatan dengan kediaman Hartati
Murdaya, mantan Gubernur Fauzi Bowo hingga Mantan Presiden Megawati,
sehingga rumahnya yang megah tidak terlihat terlalu mencolok. Namun
rumah CT berlokasi cukup istimewa, berada di tepi lokasi air mancur yang
menjadi tempat putaran kendaraan dari arah Cut Meutia ke arah Taman
Suropati atau sebaliknya. Selain itu rumah CT berada dekat dengan akses
Jalan Cendana.

Abdul
Aziz yang menjabat sebagai staf khusus BUMN dan Komisaris PLN yang juga
sahabat dekat CT ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, mengakui
antara CT dan SBY keduanya sering melakukan komunikasi. Namun, menurut
Abdul Aziz, kedekatan keduanya karena CT merupakan Ketua Komite Ekonomi
Nasional (KEN), “Kan secara resmi sebagai Ketua KEN,” tutur Abdul Azis
lewat BlacBerry Messenger.

Aziz
pun membantah ketika dikaitkan kedekatan tersebut dengan kabar
leluasanya SBY meminjam jet pribadi milik CT. Menurut Aziz, tidak pernah
ada peminjaman jet pribadi CT kepada SBY. “Tidak ah,” singkat Aziz. Ia
juga membantah bahwa CT ditunjuk sebagai Ketua APEC 2013 di Bali karena
kedekatan dengan SBY. “Ketua Umum Pelaksana APEC Menko Perekonomian dan
Wakil Ketua Umum adalah Ketua KEN,” ujarnya. Hingga saat ini surat yang dilayangkan kepada Chairul Tanjung belum ditanggapi, begitu pula saat The Politic  datang ke kantor maupun rumahnya tidak menjumpai sosok Chairul Tanjung. Santo, Sopan.

***

Dua Kali Masuk Orang Terkaya
Sosok Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha yang gigih. Pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 ini sudah mengenal dunia usaha sejak ia kuliah di Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Bisnisnya saat itu berjualan buku kuliah stensilan. Bukan hanya itu
saja usaha yang digeluti semasa kuliah. Ia sempat berjualan kaos dan
fotokopi di kampus.

Ayahnya bernama A.G. Tanjung merupakan wartawan di era Orde Lama yang menerbitkan surat
kabar beroplah kecil. Ayahnya berasal dari Sibolga, berdarah Batak.
Sedangkan ibunya, Halimah berasal dari tanah Sunda, Sukabumi.

Ketika
era Orde Baru tiba, usaha ayahnya dipaksa tutup kerena berseberangan
secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa
orangtua Chairul Tanjung menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar
losmen yang sempit. Alumnus SMA Boedi Oetomo pada 1981 ini pernah
memperoleh penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional
1984-1985. Setelah lulus Kedokteran UI, ia melanjutkan ke Executive IPPM (MBA tahun 1993).

Ketika
mengelola toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen
Raya, Jakarta Pusat, usahanya itu sempat bangkrut, namun ia tak putus
asa. Selepas kuliah, ia pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama yang
bergerak di bidang ekspor sepatu anak-anak bersama tiga rekannya pada
1987. Usahanya tersebut bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim.
Barulah saat itu usahanya mulai berkembang, hingga ia  memperoleh
pesanan sekitar 160 ribu pasang sepatu dari Italia yang menjadi
kebanggaan tersendiri. Namun, perbedaan visi tentang ekspansi usaha,
Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.

Kepiawaian
membangun jaringan membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan
usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis
inti, yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia
mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega. Perusahaan yang ia dirikan diberi nama Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company. Di bawahnya terdapat beberapa sub-holding,
yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo
(media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

Di
bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang
finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para
Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah
dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi,
perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali
Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo. Dan di
bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7,
Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.

Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall
sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang
investasi, di awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans
Corp. membeli sebagian besar saham Carrefour, yakni sejumlah 40
persen.     Tepat pada Senin 19 November 2012, CT membeli 100% saham PT
Carrefour Indonesia.

Pada
tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para
Group menjadi CT Corp. CT Corp terdiri atas tiga perusahaan sub holding:
Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan
finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Menurut majalah Forbes, di tahun 2010 Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia.
Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia
dengan total kekayaan US$ 1 miliar. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul
Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar.
***
Unit Usaha Para Group Milik CT
Mega Corpora
Perbankan
PT Bank Mega Tbk Bank Mega
PT Bank Syariah Mega Indonesia Bank Mega Syariah
Asuransi
PT Asuransi Jiwa Mega Life
PT Asuransi Umum Mega
Pasar modal
PT Mega Capital Indonesia
Pembiayaan
PT Para Multifinance
PT Mega Auto Finance
PT Mega Central Finance
Trans Corp
Trans Corpora Media
PT Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV)
PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
PT Agranet Multicitra Siberkom (DetikCom)
PT Trans Lifestyle
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
PT Trans Fashion
PT Trans Mahagaya
PT Mahagaya Perdana (Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Francesco Biasia, Jimmy Choo, Canali, Mango)
PT Trans F&B
PT Trans Coffee (The Coffee Bean & Tea Leaf)
PT Trans Ice
PT Naryadelta Prarthana (Baskin Robbins)
PT Metropolitan Retailmart (Metro department store)
PT Trans Airways
PT Trans Rekan Media
PT Trans Entertainment
PT Trans Property
PT Batam Indah Investindo
PT Karya Data Mandiri
PT Mega Indah Propertindo
PT Para Bali Propertindo
PT Trans Studio
PT Trans Kalla Makassar (Trans Studio Resort Makassar)
Trans Studio Resort Bandung
PT Trans Retail
PT Carrefour Indonesia
PT CT Global Resources
PT Para Inti Energy
PT Para Energy Investindo
PT CT Agro
PT Kaltim CT Agro
PT Kalbar CT Agro
PT Kalteng CT Agro
PT Arah Tumata
PT Wahana Kutai Kencana

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page