ada perasaan yang campur aduk di hati saya .. lapar, panas, sedih,
senang, bingung dan juga bangga melihat pada akhirnya Semarang punya Bandara yang begitu keren.
Keluar dari gate saya berniat naik taxi
karena harus menyeberang untuk naik taxi bandara saya merasa agak malas karena
panas dan lalu lintas ramai.
Kemudian saya melihat ada taxi Blue Bird
kosong dan saya menanyakan ke drivernya apakah kosong? Singkat kata
kita sepakat dan semua barang saya dimasukan ke bagasi taxi tsb.
Setelah
taxi mulai jalan kurang lebih10-20 meter tiba2 taxi kami diberhentikan
oleh seorang oknum di Bandara dan membentak supir taxi Blue Bird dan
membentak serta memerintahkan saya untuk turun dari taxi tersebut karena
saya tidak boleh naik taxi blue bird dan karena ada peraturan yang
melarang kami naik taxi lain selain taxi Bandara.
Saya turun dan saya
mulai mempertanyakan siapa bapak tersebut dan ada hak apa dia melarang
saya untuk tidak naik taxi pilihan saya ???? Saya tetap mempertahankan
hak saya untuk memilih apa saja … Kami terlibat perdebatan sangat
keras dan panjang dan dia lakukan pressure ke driver untuk menurunkan
semua barang2 saya ???…
Premanisme di Bandara Ahmad Yani Semarang
Saya sangat marah dan tersinggung saya minta dia tunjukan peraturan
tertulis yang dia sebutkan.
Dengan gaya Preman dia mulai mencoba
pressure saya…. Haii Bapak Preman!!!! Anda salah orang deh, meski
saya perempuan dan tidak segendut serta sebesar Anda tapi saya punya
nyali untuk menghadapi Anda !!!! Dan mempertahankan hak saya !!!
Saya memutuskan untuk masuk lagi ke Gate dan mencoba laporkan apa yg
saya alami ke Customer Service karena semua terjadi di Area Bandara
Ahmad Yani Baru. Saya menuntut hal yang sama untuk ditunjukan Peraturan
tertulis yang menyebutkan Kami sebagai konsumen dari Bandara Ahmad Yani
Semarang diharuskan memakai taxi Bandara !!!! Karena menurut saya tidak
masuk akal kami sebagai konsumen dilarang memilih.
Ternyata mereka
tidak bisa menunjukan !!!!!!!! Datanglah Ibu Rosa Marina sebagai
Airport Duty Manager untuk menangani ini.
Saya mempertanyakan hal yang
sama tentang peraturan dan perlindungan keamanan bagi saya sebagai
Konsumen Bandara. Ini negara hukum bukannya ??? Bapak Preman tadi
dipanggil untuk ditengahi bersama saya dan lagi-lagi dengan gaya sok-sokan dia
menyebutkan dia orang suruhan seorang Pejabat !!!
Tidak hilang akal
saya nyalakan HP saya dan saya minta dia sebutkan semua nama Pejabat yg
dibanggakannnya!!!! Tiba2 Bapak itu berhenti dan tidak lagi berani
menyebutkan Pejabat tersebut karena beberapa temannya mulai toel2 itu Bapak !!!
Hei Pakkk sebutkan saja kalau kamu merasa benar !!!!
Dan konyolnya
lagi pihak Bandara menawarkan solusi ke saya sebagai berikut:
1. Tetap menggunakan Taxi Bandara
2. Diantar keluar Bandara dengan mobil dari Angkasa Pura I dan ibu boleh naik taxi apa saja setelah keluar dari Bandara.
3. Naik Bus Trans Semarang
Dan saya menolak semua !!!! Karena saya merasa punya hak untuk memilih
dan Anda harus menghormati pilihan saya apalagi Anda tidak bisa
menunjukan ke saya peraturan yang mengharuskan naik Taxi Bandara dan
sekali lagi kalaupun sampai ada peraturan tersebut saya pribadi akan
mempertanyakan kenapa peraturan itu ada ???? Bukankah Anda harus
menghargai hak kami sebagai konsumen dan Ingat Hak Konsumen juga
dilindungi.
Saya tetap pada pendirian saya untuk dipanggilkan taxi blue
bird karena mereka menurunkan saya dari Taxi Blue Bird … NO EXCUSES!!!!
Surat terbuka ini saya tunjukan ke Bp Menteri Perhubungan Budi Karya,
Bp Gubernur Jateng Bapak Ganjar Pranowo, Bp Walikota Semarang Bp.
Hendrar Prihadi, Pihak Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, YLKI
untuk pembelajaran kita bersama bahwa dibalik kemegahan, kebanggan kita
memiliki Bandara Ahmad Yani yang keren masih terselip oknum2 Preman
yang berpotensi merusak mental bangsa ini !!! Bukankah Revolusi Mental
sangat diperlukan dan sedang kita perjuangkan bersama ????
Mohon
Bapak/Ibu Pejabat terkait bisa memberikan klarifikasi, solusi dan juga
memperbaiki permasalahan ini. Puluhan kali saya melihat hal ini sudah
terjadi di Bandara A. Yani hanya mereka diam dan hari ini giliran saya
yang mengalami hal yang sama hanya bedanya saya tidak diam. Saya
bereaksi untuk kebaikan kita semua.
Semua dokumen dan foto
sengaja tidak saya sertakan di surat ini dan saya bersedia menyerahkan
kepada pihak yang terkait agar tidak disalah gunakan.
Seperti ditulis : Natalie Natz